Minggu, 20 Februari 2011

LABORATORIUM NAMRU 2

Namru 2 adalah singkatan dari The US Naval Medical Reseach Unit Two yang merupakan unit kesehatan angkatan laut Amerika yang berada di Indonesia untuk mengadakan berbagai penelitian mengenai penyakit menular. NAMRU 2 (The Naval Medical Research Unit 2) yang berada dibawah Angkatan Laut AS adalah sebuah proyek bergengsi dengan nilai investasi yang sulit kita bayangkan, bila dikatakan alatnya miliran rupiah, maka sangat mungkin berpuluh kali lipat. Suatu investasi yang besar tentu mengharapkan hasil yang besar pula, apa bentuk hasil dari sebuah proyek penelitian tidak lai tidak bukan adalah sampel virus dan antidote-nya, yang apabila sukses akan menghasilkan pemasukkan yang luar biasa, sehingga nilai investasi penelitian akan kecil dibandingkan dengan keuntungannya.
Lembaga riset ini beroperasi di Indonesia sejak tahun 1968. Awalnya, Indonesia yang meminta mereka datang untuk meneliti wabah sampar di Jawa Tengah. Berkat rekomendasi NAMRU, wabah sampar yang merajalela berhasil dijinakkan. Menurut MenKes, pencegahan wabah flu burung pada tahun 2005 NAMRU yang mempekerjakan 60 peneliti dan staf, cukup berperan. Keberhasilnya menanggulangi keganasan dan pola-pola serangan virus juga sangat penting dalam pengembangan senjata biologi rahasia, itulah sebabnya akses ke NAMRU 2 sangat dibatasi.
Blog I-I telah mengirimkan tenaga ahli ke dalam laboratorium NAMRU ketika masa terminasi kerjasama itu dilakukan pada akhir 1990-an dan awal tahun 2000. Rekomendasi dari berbagai pihak terkait adalah bahwa proyek itu selesai. Namun berkat kelihaian AS, bisa tetap eksis sampai sekarang. Informasi yang Blog I-I kumpulkan mungkin tampak biasa-biasa saja yaitu mengenai beragam sampel penelitian yang sangat penting dalam upaya pencarian anti virusya, ambil saja contoh malaria yang telah puluhan tahun tidak juga diumumkan kepada masyarakat Indonesia apa hasil kerja NAMRU, gagalkah mereka atau telah disembunyikan?
Belum lagi dengan kejanggalan Avian Flu yang telah Blog I-I pastikan bukan wabah di Indonesia. Kejanggalan yang tidak mengikuti seluruh pola berjangkitnya sebuah wabah (natural virus outbreak) tersebut bisa diperhatikan dari jatuhnya kematian demi kematian orang Indonesia yang secara random terjangkit Flu Burung hingga saat ini. Ketika kasus Flu Burung meledak di China, pemerintah China sudah mendeteksi adanya unsur kesengajaan untuk menghambat laju pertumbuhan ekonomi China, hingga pada saat itu kasus Flu Burung ditutup-tutupi oleh Kementerian Kesehatan, hingga akhirnya dinyatakan sebagai keadaan darurat. Karena kewaspadaan China sangat tinggi dan operasi intelijen segera digelar, maka upaya teror terhadap rakyat China tersebut segera teratasi, bahkan langkah drastis berupa penghancuran industri ayam di China-pun ditanggungnya.
Dalam Lembar Fakta tentang NAMRU-2 yang ada di situs Kedubes Amerika Serikat dinyatakan bahwa Naval Medical Research Unit No. 2 (NAMRU-2) adalah sebuah laboratorium penelitian biomedis yang meneliti penyakit menular demi kepentingan bersama Amerika Serikat, Departemen Kesehatan RI, dan komunitas kesehatan umum internasional. NAMRU-2 didirikan pada tahun 1970 sesuai permintaan Departemen Kesehatan RI.
Kegiatan penelitian bersama ini menitikberatkan pada malaria, penyakit akibat virus seperti demam berdarah, infeksi usus yang mengakibatkan diare dan penyakit menular lainnya termasuk flu burung. Penelitian NAMRU-2 hanya berhubungan dengan penyakit-penyakit tropis yang terjadi secara alamiah.
Ketika virus flu burung mewabah di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya pada tahun 2005, WHO mewajibkan negara-negara yang menderita virus Flu Burung untuk menyerahkan virusnya ke laboratorium mereka. Namun anehnya, hasil penelitian dari virus tidak diberikan kepada negara penderita (affected countries). Tiba-tiba vaksinnya sudah ada dan dijual secara komersial. Misalnya Vietnam yang memiliki banyak penderita penyakit Flu Burung. Vietnam pun memberikan sampel virusnya ke WHO. Tidak ada vaksin yang didapat malah terpaksa untuk membeli vaksin Flu Burung dari salah satu perusahaan farmasi Amerika Serikat dengan harga yang mahal.
Tetapi pada waktu itu Menteri Kesehatan Indonesia Siti Fadillah Supari yang sudah mencium adanya kejanggalan dari WHO tidak mau memberikan sampel virus Flu Burung dari Indonesia. Menurut WHO, dari hasil sebuah penelitian, virus Flu Burung ala Indonesia memiliki tingkat keganasan yang sangat tinggi. Vaksin flu burung yang sudah ada waktu itu tidak mampu mengatasi virus Flu Burung ala Indonesia. Padahal hal tersebut merupakan suatu taktik politik komersial antara WHO dan Amerika Serikat untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

referensi :
http://shelterwie.multiply.com/journal/item/89/Lab_Namru_2_--Keangkuhan_Amerika
http://ayomerdeka.wordpress.com/2008/04/22/as-menjajah-indonesia-lewat-namru-2/
http://intelindonesia.blogspot.com/2008/04/namru-2.html
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/04/24/1/103395/mengenal-lebih-dekat-dengan-namru-2
http://serbasejarah.wordpress.com/2009/10/22/virus-namru-2-dan-ibu-menkes-baru/
http://wempi.nokspi.com/opini-a-aspirasi/63-kesehatan/93-namru-2.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar